Lima Jembatan di Kabupaten Bogor Tenggelam Ditembus Banjir Bandang




Lima jembatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tenggelam sesudah ditembus banjir besar pada Senin malam (6/9/2021).


Lima jembatan yang putus karena limpahan Sungai Cidurian itu menyebar di tiga kecamatan yaitu Sukajaya, Cigudeg, dan Jasinga.


Data dari BPBD Kabupaten Bogor mengatakan jembatan penyambung Dusun Urug, Kecamatan Sukajaya dengan Dusun Nanggung, Kecamatan Nanggung terikut arus banjir besar.


Kamudian, dua jembatan Situs Slot bambu yakni di dusun Dusun Sukamaju dan Dusun Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, turut tenggelam terikut arus sungai.


Seterusnya, jembatan ke arah Pondok Pesantren Darussalam, Dusun Kalong Sawah, Kecamata Jasinga tenggelam. Paling akhir, jembatan Citalahab, Dusun Malasari, Kecamatan Nanggung terbawa arus.


"TRC BPBD sedang mengevakuasi 50 santri dan guru di Pondok pesantren Darussalam yang terisolir karena jembatan khusus di sungai Cidurian terikut arus. Team telah menyeberang ke pulau di tengah-tengah Sungai Cidurian," tutur Sekretaris BBPD Kabupaten Bogor Budi Pranowo, Selasa (7/9/2021).


Selainnya menghanyutkan jembatan, banjir besar mengakibatkan 11 unit rumah dan 1 ponpes hancur dan 1 tiang listrik terikut arus.


Tidak itu saja, jalan sejauh delapan mtr. di Dusun Malasari, Kecamatan Nanggung longsor.


"Ada 4 kecamatan yang terimbas musibah alam pada Senin malam, yakni Cigudeg, Nanggung, Jasinga, dan Sukajaya," jelas Budi.


Sementara masyarakat yang terimbas sekitar 32 KK atau 37 jiwa dan 50 santri. Sedang 2 KK atau 7 jiwa pindah.


"Banjir telah kering semenjak tadi malam. Sekarang ini petugas kombinasi ditolong masyarakat sedang turut mengevakuasi. Untuk rumah yang terimbas sedang dibikin bersih," katanya.


Kerap Pindah

Enok Ratnasih masyarakat Parung Sapi, Dusun Kalong Sawah menjelaskan, Sungai Cidurian akhir-akhir ini sering melimpah bahkan juga tempat tinggalnya beberapa kali sudah terimbas banjir besar.


"Tempo hari saya telah mempunyai firasat, karena sore itu saya saksikan ke hilir awannya gelap sekali, di sini hujan tetapi tidak deras. Keluarga pada akhirnya pindah," tutur Enok.


Selang beberapa saat, dia menyaksikan debet air Sungai Cidurian naik terus sampai masuk ke pelataran rumahnya. Dalam beberapa saat, arus sungai yang paling deras itu terjang dinding sampai merusak tempat tinggalnya yang berdiri di bibir sungai itu.


"Semua beberapa barang yang ada di rumah hancur, beberapa tenggelam kebawa arus," katanya.


Sekarang dia bersama anak dan suaminya mau tak mau pindah di TK PAUD. "Beberapa kali sudah ngungsi, diawali peristiwa banjir besar awalnya tahun 2020 yang kronis hanya itu," katanya.


Dia mengharap Pemerintahan Kabupaten Bogor bisa merelokasi rumah yang ada di pinggir Sungai Cidurian.


"Kami tidak punyai uang untuk membeli tanah lalu membuatan rumah kembali pada tempat lain. Keinginannya sich ada kontribusi," ujarnya.