Komnas HAM Akan Panggil Polisi dan KPI masalah Kasus Penghinaan Minggu Depan




Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan menyuratkan kepolisian dan Komisi Penayangan Indonesia (KPI) berkaitan sangkaan penghinaan seksual dan penghinaan pada karyawan KPI yakni MS. Penghinaan dan penghinaan terjadi di lingkungan kerja KPI Pusat.


"Kami akan mengirim surat hari Senin atau Selasa (6 atau 7 September 2021) ke KPI atau Kepolisian jadi kami akan mengirim surat minta info dengan detil-detil tadi saya berikan terus," tutur Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di Jakarta, Jumat (3/9/2021).


Ia mengharap, ke-2 lembaga itu bisa kooperatif dan memberi respon surat dari Komnas HAM dengan cepat. "Keinginannya ya berdua dapat memberi respon secara cepat jadi perkembangannya atau kemajuannya secara cepat dapat kita jalan," katanya.


Beka mengaku jika faksinya ini hari menjadwalkan panggilan ke MS.


"Jadi ini hari Komnas menjadwalkan dengarkan info korban dan pengiring hukumnya berkaitan dengan urutan kejadian yang sebetulnya terjadi terus beberapa bentuk kekerasan seksual yang ia alami, terhitung waktu dan siapa aktornya, itu," tutur Beka.


Awalnya MS akui ditindas dan dilecehkan Judi Slot oleh tujuh rekanan kerjanya di KPI Pusat. Kejadian itu dirasakan semenjak 2012 sampai 2019.


"Mereka bersama mengancam yang membuat saya tidak memiliki daya. Walau sebenarnya posisi kami sama dengan dan bukan pekerjaan saya untuk layani rekanan kerja. Tetapi mereka secara bersama merendahkan dan menindas saya seperti budak pesuruh," kata MS dalam info tercatat, Rabu 1 September 2021.


Perlakuan Penghinaan dan Penghinaan

MS sampaikan, semenjak awalnya bekerja di KPI Pusat pada 2011, sudah tidak terhitung berapakah kali mereka berbuat tidak etis, memukul, mencaci, dan merundung. Ia juga tidak membalasnya.


MS bercerita kembali kejadian yang dirasakannya. Dia mengungkapkan di tahun 2015, mereka beramai ramai memegang kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, berbuat tidak etis mencoret alat penting dengan spidol.


Hal yang sama dengan dirasakan pada 2017, saat acara Bimtek di Resor Sempurna Cipayung, Bogor, pada jam 01.30 WIB. Saat sedang tidur, mereka melemparkan ke kolam renang dan bersama menertawakan seakan pasienanya sebuah selingan untuk mereka.


"Tidakkah itu penindasan? Kenapa mereka demikian berkuasa menindas tanpa satu juga yang bela saya. Apa karena hanya saya pegawai rendahan hingga beberapa aktor tidak dikasih ancaman? Di mana keadilan buat saya?" sebut ia.